Thursday 27 October 2022

3.1.a.8.1.BLOG RANGKUMAN KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1

 

BLOG RANGKUMAN KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1

“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik”
(Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best).
Bob Talbert

Dari kutipan di atas, apa kaitannya dengan proses pembelajaran yang sedang Anda pelajari saat ini?

Menurut saya dari kutipan kalimat di atas ini terkait dengan proses pembelajaran saya tentang dilema etika. Dilema etika yaitu Situasi saat seseorang dihadapkan pada keadaan yang keduanya benar namun bertentangan dalam pengambilan keputusan. Sebagai guru tentu saja kita ingin murid – murid mengalami kemajuan yang cepat dalam pembelajaran namun sebagai guru kita juga tidak boleh lupa bahwa pembelajaran yang bermakna itu juga sangat penting seperti penanaman karakter dan budi pekerti yang baik.

Bagaimana nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu pengambilan keputusan dapat memberikan dampak pada lingkungan kita?

Keputusan diambil dengan memperhatikan nilai – nilai atau prinsip – prinsip : Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based-Thinking), Berpikir Berbasis peraturan (Rule-Based-Thinking), Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based-Thinking) dengan juga  melihat dari 3 dasar pengambilan keputusan, yaitu : Berpihak pada murid, Berdasarkan nilai[1]nilai kebajikan universal, Bertanggung jawab terhadap segala konsekuensi dari keputusan yang diambil. Dari hal – hal tersebut saya percaya bahwa akan memberikan dampak pada lingkungan dengan kondusif, aman, nyaman.

Bagaimana Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran dapat berkontribusi pada proses pembelajaran murid, dalam pengambilan keputusan Anda?

Sebagai pemimpin pembelajaran melakukan kontribusi dengan membuat pembelajaran yang menyenangkan, memahami  murid bahwa murid sudah memiliki kodratnya dan sebagai guru menuntun murid untuk menemukan potensinya yang lebih maksimal. Selain itu, menyajikan pembelajaran yang berdiferensiasi dengan memperhatikan kesiapan belajar murid, minat atau juga profil belajar murid. Sehingga kebutuhan individu murid dapat terpenuhi. Intinya semua pembelajaran dipusatkan untuk keberpihakan kepada murid.

Menurut Anda, apakah maksud dari kutipan ini jika dihubungkan dengan proses pembelajaran yang telah Anda alami di modul ini? Jelaskan pendapat Anda.

Education is the art of making man ethical.
Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis.
~ Georg Wilhelm Friedrich Hegel ~

Menurut saya pada pembelajaran modul ini memberikan wawasan dan informasi bahwa pengambilan keputusan itu tidak mudah. Pengambilan keputusan bisa terkait kasus yang dilema etika ataupun terkait kasus bujukan moral. Semuanya pasti ada resikonya. Pengambilan keputusan itu melalui tahapan – tahapan dan pemikiran – pemikiran. Terkait pengambilan keputusan pastilah ada hikmah dan pelajaran yang bisa dijadikan pelajaran yang mendidik sesorang untuk berprilaku yang etis. Karena sejatinya pimpinan (kepala sekolah) saat mengambil keputusan atas suatu kasus inginnya yang memberi manfaat kepada orang banyak utamanya yang berpihak pada murid.

KONEKSI ANTAR MATERI

Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

Seorang pemimpin bisa menjadikan Pratap Triloka sebagai acuan atau gambaran dalam pengambilan keputusan.

Ing Ngarso Sung tuladha, Didepan memberikan contoh atau tauladan yang baik. Sebagai pemimpin harus memiliki contoh yang baik. Saat pengambilan keputusan jika pimpinan adalah pemberi contoh yang baik, bawahan pasti akan lebih mudah untuk menerima dan tidak terjadi pergesekan.

Ing Madya Mangun Karsa, Di tengah memberikan semangat. Sebagai pemimpin sudah seharusnya juga memiliki upaya menyemangatai, memberikan motivasi kepada orang lain. Menyemangati orang lain untuk memberikan versi terbaiknya termasuk saat pengambilan keputusan juga disesuaikan dengan kepentingan orang banyak.

Tut wuri handayani, Di belakang sebagai pendorong. Pemimpin memberikan dorongan kepada bawahannya, guru memberikan dorangan kepada murid – muridnya. Misalnya Dalam pembelajaran berdiferensiasi guru mampu memeberikan dorongan kepada murid untuk memutuskan memilih produk pengerjaan tugas yang sesuai dengannya.

Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Menurut saya setiap manusia memiliki nilai – nilai yang tertanam dalam dirinya yaitu nilai kebajikan. Nilai - nilai kebajikan yang ada pada seseorang tersebut menurut saya akan berpengaruh juga kepadanya saat proses pengambilan suatu keputusan. Orang yang sabar saat pengambilan keputusan tentu tidak akan “grusa-grusu” dan cenderung lebih mengamati dan mencari fakta – fakta yang kuat untuk selanjutnya dilengkapi dengan tahapan – tahapan yang lain barulah mengambil keputusan yang dirasa dapat bermanfaat untuk orang yang lebih banyak..

Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.

Coaching bertujuan untuk menggali potensi yang dimiliki baik itu coach maupun coachee. Coaching yang baik adalah yang menganut unsur alur TIRTA. Dari proses coaching ini banyak muncul solusi –solusi dan permasalahan – permasalahan di mana dalam coaching ini akan lebih mengerti ke depannya harus seperti apa dan bagaimana dari hasil penggalian informasi ini termasuk efektif dalam pengambilan keputsan, karena coachee sudah mampu untuk menemukan solusinya sendiri.

Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Saya pikir akan sangat berpengaruh. Karena aspek sosial dan emosional jika tidak dikendalikan dengan baik akan berdampak negative apalagi ini yang berkaitan dengan dilemma etika yang jelas – jelas harus jeli melihat sisinya. Oleh karena itu harus dikelola dengan baik caranya adalah mengerti dan memahami Kompetensi Sosial Emosional yaitu kesadaran diri (self awareness), manajemen diri (self management), kesadaran sosial (social awareness),  kemampuan berelasi (relationship skill) dan pembuatan keputusan yang bertanggung jawab (responsible decision making).

Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Pendidik harus memiliki nilai – nilai kebajikan yang dapat dijadikan contoh yang baik oleh murid – murid. Selain harus memiliki nilai – nilai kebajikan, pendidik juga harus mampu konsisten atau punya prinsip untuk kuat memegang nilai – nilai yang dianutnya. Pendidik harus peka menganalisis kasus yang dihadapi itu termasuk moral atau etika agar bisa menentukan langkah – langkah pengambilan keputusan yang tepat.

Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Pengambilan keputusan pastilah tidak mudah. Namun, sesulit apapun pengambilan keputusan apalagi untuk permasalahan yang sama – sama benar, kita perlu mendasarkan keputusan pada 3 unsur, yaitu :

  • Berpihak pada murid,
  • Berdasarkan nilai – nilai kebajikan universal,
  • Bertanggung jawab terhadap segala konsekuensi dari keputusan yang diambil

Dengan 3 unsur tersebut akan tercipta kondisi yang positif, kondusif, nyaman dan tidak mudah mengalami kegaduhan.

Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Tantangannya tidak semua orang memiliki sudut pandang yang sama terhadap suatu masalah kasus dilema etika. Dan setiap keputusan pastilah tidak bisa memuaskan semua pihak. Terkait perubahan paradigma yaitu; Individu lawan kelompok, rasa keadilan lawan rasa kasihan, kebenaran lawan kesetiaan, jangka pendek lawan jangka panjang. Dengan perbedaan – perbedaan ini, sejauh ini tidak mengancam perpecahan.

Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Sebagai pendidik keputusan kita untuk memerdekakan murid dalam pembelajaran adalah sangat penting. Cara yang dapat dilakukan salah satunya adalah memfasilitasi dengan membuat pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran ini dapat memenuhi kebutuhan individu murid yang karakteristiknya beragam. Sehingga murid tidak merasa tertekan dan dapat mengembangkan kemampuannya sesuai dengan kebutuhannya.

Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Pemimpin pembelajaran harus menyadari bahwa murid terlahir dengan kodratnya masing – masing. Menggunakan sistem among adalah tepat karena murid sejatinya tinggal diarahkan agar lebih jelas kemana arahnya.

Apakah kesimpulan akhir  yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Modul 3.1 memberikan pengetahuan tentang cara pengambilan keputusan yang benar dengan bedasarkan 3 unsur yaitu : Berpihak pada murid, nilai-nilai kebajikan universal, tanggung jawab terhadap segala konsekuensi. Selain itu bisa dikaitkan juga dengan pratap triloka Ki Hajar Dewantara. Berdasarkan nilai dan peran guru penggerak seyogyanya menyebarluaskan budaya positif yang di dalamnya tentu saja terdapat visi dan prakarsa perubahan yang ingin dicapai. Visi dan prakarsa perubahan muaranya semata – mata haruslah yang berpihak pada murid dan langkah yang efektif dengan menyusun BAGJA yang bermuara untuk mencetak murid ysng berprofil pelajar pancasila. Sebagai salah satu upaya keberpihakan kepada murid yaitu dengan menyajikan pembelajaran yang berdiferensiasi untuk memenuhi kebutuhan individu murid. Sebagai guru atau pendidk sudah seharusnya juga untuk mengembangkan pembelajaran Sosial Emosional karena seorang pendidik harusnya peka dengan kesadaran sosial dan emosional agar mudah dan menjaga tetap bisa fokus dan tidak kacau. Sebagai bentuk instropeksi dalam pembelajaran seorang guru juga harus dapat mencari referensi dan saling berbagi dengan teman sejawat untuk saling meningkatkan kompetensi dalam mengajar murid. Untuk itu dapat dilakukan coaching untuk supervise dengan langkah pra observasi, observasi dan pasca observasi. Hal ini dapat dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kompetensi dalam mengajar unuk saling bertukar pengalaman. Coaching juga dapat dilakukan untuk memecahkan masalah non akademik.

Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

4 Paradigma pengambilan keputusan :

  • Individu lawan kelompok (individual Vs Community)
  • Rasa Keadilan lawan rasa kasihan (Justice Vs Mercy)
  • Kebenaran lawan kesetiaan (Truth Vs Loyalty)
  • Jangka Pendek lawan jangka panjang (Short term Vs Long Term)

3 Prinsip pengambilan keputusan :

  • Berpikir Berbasis Hasil Akhir (End-Based Thinking)
  • Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
  • Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)

9 Langkah pengambilan dan pengujian keputusan :

  • Mengenali nilai – nilai yang saling bertentangan
  • Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini
  • Kumpulkan fakta – fakta yang relevan dengan situasi ini
  • Pengujian benar atau salah
  • Pengujian paradigm benar lawan benar
  • Melakukan prinsip resolusi
  • Investigasi opsi Trillema
  • Buat Keputusan
  • Lihat lagi keputusan dan refleksikan

Menurut saya hal diluar dugaan adalah pada langkah pengujian paradigma benar atau benar. Mengalami uji berlapis lapis, namun ternyata jika terbukti masuk di uji hukum gagallah sudah untuk dilanjutkan sudah pasti itu masuk bujukan moral bukan dilemma etika.

Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Pernah. Namun bedanya langkah yang saya gunakan dalam pengambilan keputusan tidak sepanjang dalam modul ini.

Bagaimana dampak mempelajari konsep  ini buat Anda, perubahan  apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Dampaknya sangat luar biasa. Saya baru menyadari bahwa ada kasus yang bisa dikategorikan dengan 2 hal yaitu kategori kasus dilemma etika dan bujukan moral. Setelah mempelajari modul ini saya jadi sering membayangkan tentang konsep – konsep yang ada di modul ini dan mempraktekkannya saat ada kasus. Dan ternyata mengambil keputusan itu selain tidak gampang juga ternyata memiliki langkah – langkah yang panjang , dan perlu memperhatikan 3 unsur sebagai dasar pengambilan keputusan dan harus memahami betul paradigma pengambilan keputusan yang ada pada suatu kasus. Serta harus menggunakan juga 3 prinsip pengambilan keputusan.

Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Sangat penting. Baik menjadi individu atau pemimpin tidak akan pernah lepas dari yang namnya pengambilan keputusan karena masalah yang mebutuhkan pengambilan keputusan pasti pernah ada. Utamanya pemimpin terhadap bawahannya misal kepala sekolah dengan guru – guru dan karyawan ataupun guru dengan murid – muridnya yang ada kasus.

 

 


 

 

 

 

 

 

Saturday 17 September 2022

ARTIKEL AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF


BERBAGI PRAKTIK BAIK BUDAYA POSITIF DI SEKOLAH

 

OLEH : RENNY PUSPITASARI, S.Pd. 

SMKN 1 KALITENGAH

CGP ANGKATAN 5

KAB. LAMONGAN




A.   LATAR BELAKANG

Menurut filosofi Ki Hadjar Dewantara tujuan pendidikan adalan menuntun anak sesuai kodrat alam dan kodrat zaman agar selamat dan bahagia. Anak terlahir bukan seperti kertas kosong namun sudah memiliki garis – garis namun masih samar. Guru berperan untuk menebalkan dan mempertegas garis – garis tersebut dengan cara menuntun anak atau merawat anak. Menuntun anak harus dibersamai dengan budaya yang positif. Budaya Positif di sekolah bisa dimaknai perwujudan dari nilai - nilai atau keyakinan universal yang diterapkan di sekolah dan berpihak pada murid. Nilai – nilai universal yang terdapat di sekolah bisa ditandai dengan murid berprofil pelajar pancasila yang memiliki 6 dimensi yaitu Beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia, mandiri, bernalar kritis, berkebhinekaan global, bergotong royong, kreatif.

Budaya Positif di sekolah dapat diawali dengan disiplin positif. Disiplin dari segi pandang budaya dimaknai menjadi sesuatu yang dilakukan seseorang pada orang lain untuk mendapatkan kepatuhan. Sedangkan Disiplin menurut Gossen dimaknai Seorang murid, atau pengikut, seseorang harus paham betul alasan mengapa mereka mengikuti suatu aliran atau ajaran tertentu, sehingga motivasi yang terbangun adalah motivasi intrinsik, bukan ekstrinsik. Ki Hadjar Dewantara menyatakan untuk menciptakan murid yang merdeka, syarat utamanya adalah harus ada disiplin yang kuat.  Disiplin yang kuat datangnya dari diri sendiri dan merupakan motivasi internal. Sebagai pendidik sudah seharusnya Menciptakan anak-anak yang memiliki disiplin diri sehingga mereka bisa berperilaku dengan mengacu pada nilai-nilai kebajikan universal dan memiliki motivasi intrinsik, bukan ekstrinsik. Pendidik dapat mengajak anak untuk membuat keyakinan kelas bersama – sama untuk menuangkan nilai – nilai kebajikan universal dari dimensi profil pelajar pancasila, Sehingga dengan adanya keyakinan kelas tidak akan lagi ada tindakan untuk mengatasi anak dengan hukuman atau konsekuensi namun bisa menggunakan restitusi. Memahami lima kebutuhan dasar murid dan penerapan lima posisi kontrol juga sangat penting untuk menciptakan budaya positif di sekolah.

B.  TUJUAN

Menumbuhkan budaya positif sekolah kepada guru SD, SMP, SMA, SMK melalui disiplin positif dan nilai – nilai kebajikan universal, Mencerahkan miskonsepsi tentang posisi kontrol guru dan kebutuhan dasar manusia, serta mengimbaskan penanganan masalah pada murid melalui langkah restitusi.

TOLOK UKUR KEBERHASILAN

Dinyatakan berhasil jika :

  • Murid dan guru dapat memahami dan mempraktekkan disiplin positif dan nilai – nilai kebajikan universal serta dituangkan dalam keyakinan kelas
  • Perubahan pemahaman tentang posisi kontrol guru dan kebutuhan dasar manusia
  • Menjadikan restitusi sebagai langkah menangani murid bukan dengan hukuman dan konsekuensi

D.  DUKUNGAN YANG DIBUTUHKAN

Dukungan yang dibutuhkan adalah :

  • Kepala sekolah
  • Teman sejawat (Guru dan Tenaga kependidikan)
  • Murid
  • Wali murid
  • Lingkungan masyarakat

E.   LINIMASA KEGIATAN

  • Koordinasi dengan kepala sekolah untuk melaksanakan aksi nyata “webinar berbagi praktik baik budaya positif di sekolah” dengan moda daring
  •       Menyusun materi melalui Power Point
  • Mendesign undangan digital melalui canva
  • Mengunggah undangan digital di media social serta menghubungi pribadi guru yang menjadi peserta. Peserta guru merupakan guru SD, SMP, SMA, SMK yang berasal dari berbagai kota, yaitu Lamongan, Bojonegoro, Lombok, Purwokerto, Semarang, Salatiga.
  • Mempersiapkan laptop dan aplikasi perekam layar laptop.
  • Pelaksanaan webinar melalui google meet pada jadwal yang telah ditentukan.

F.   REFLEKSI

Pada aksi nyata berbagi budaya positif dengan moda daring saya berfikir awalnya tidak akan mengalami kendala yang banyak. Namun, ternyata saat webinar berlangsung power point saya tidak terekam. Hanya suara yang nampak. Tapi, itu tidak masalah karena Power point saya masih bisa dilihat dengan jelas oleh peserta webinar. Di sekolah saya terdapat 2 Calon Guru Penggerak. Saya memilih moda daring ini agar jangkauan penyebaran budaya positif ini semakin luas. Karena teman saya sudah pengimbasan di sekolah dengan moda luring, saya rasa jika dengan materi yang sama yaitu “budaya positif” akan ganda acara seminarnya. Saat webinar awalnya saya merasa gugup untuk menyampaikan materi karena peserta yang mengikuti webinar pastilah juga guru – guru hebat. Tapi, karena ini materi sangat bagus dan pasti akan bermanfaat jika disampaikan saya mulai percaya diri untuk menyampaikan. Setelah webinar saya di hubungi oleh beberapa guru yang menjadi peserta. Beliau menyatakan bahwa ternyata restitusi, posisi kontrol, serta memehami kebutuhan dasar manusia itu luar biasa dan belum pernah mendapatkan materi sebelumnya dan minta diundang kembali jika ada aksi nyata. Serta terkait keyakinan kelaspun tak lepas dari sorotan dari peserta webinar. Karena saat saya menjelaskan saya beri contoh untuk menjelaskan mengapa harus keyakinan kelas bukan peraturan kelas. Semoga berbagi praktik baik ini dapat bermanfaat untuk diri saya dan guru - guru. Di akhir sesi pun saya mengungkapkan harapan saya agar guru - guru peserta webinar dapat menyebarkan materi ini ke teman sejawat di sekolah masing - masing. 

G.     LAMPIRAN : 

l


Guru menyimpulkan hasil curah pendapat murid


Murid berproses menuliskan curah pendapatnya untuk membuat keyakinan kelas


Guru mengarahkan untuk menempel sticky note curah pendapat secara acak


Murid menempel sticky note di papan tulis


Guru melakukan langkah restitusi bersama murid
Guru melakukan langkah restitusi bersama murid di gazebo


Guru mengajak murid untuk menempel curah pendapatnya secara acak


Undangan Webinar




Berikut adalah 2 link youtube karena saat unggah di youtube terjadi error 

Link praktik segitiga restitusi https://www.youtube.com/watch?v=JLAL_d5yX-U&t=47s

Tuesday 8 March 2022

TAHUN DALAM BAHASA JEPANG

TAHUN

Kyonen : Tahun lalu (lampau)
Kotoshi : Tahun ini 
Rainen : Tahun depan 

Kata tanya 
Nannen : tahun berapa?
Nannen goro : kira kira tahun berapa?
Nannenkan : berapa tahun?
Nannenkan gurai : kira kira berapa tahun?

Beda GORO & GURAI!!!
GORO = Kira - kira (tidak menyatakan durasi)
contoh >> kira - kira jam 1, kira - kira tahun 2015.
GURAI = Kira - kira (menyatakan durasi/lama nya)
contoh >> kira - kira (Selama) 1 jam, kira - kira (Selama) 2 tahun. 



MASIH INGAT CARA MENGUCAPKAN/MEMBACA ANGKA JEPANG DARI 0-RIBUAN? 
HARUS INGAT YA!!! 
Karena kita akan gunakan untuk menyebutkan TAHUN 😬

Contoh mengucapkan tahun:
Tahun 2000 
2000 nen >> Nisen nen 

Tahun 1991 
1991 nen >> Sen kyuu hyaku kyuujuu ichi nen

Tahun ini adalah  tahun 2022
Kotoshi wa nisen nijuu ni nen desu. 

Tahun lalu adalah tahun 2021
Kyonen wa nisen nijuu ichi nen deshita.


Contoh 1 tanya jawab:
A : Rainen wa nannen desuka.
(Tahun depan adalah tahun berapa?)
B : Rainen wa nisen nijuu san nen desu.
(Tahun depan adalah tahun 2023)
A : Kyonen wa nisen nijuu ichi nen deshitaka.
(Apakah Tahun lalu adalah tahun 2021?)
B : Hai, kyonen wa nisen nijuu ichi nen deshita.
(Ya, tahun lalu adalah tahun 2021)

Contoh 2 tanya jawab :
A : nannen goro Nihon e ikimasuka? 
(Kira kira tahun berapa pergi ke Jepang?)
B : Rainen goro desu. Nisen nijuu San nen goro nihon e ikimasu.
(Kira kira Tahun depan. Kira kira Tahun 2023 pergi ke Jepang)
A : nannenkan gurai nihon de benkyou o shimasuka.
(Kira kira berapa tahun belajar di Jepang?)
B : Nisen nijuu san nen kara, nisen nijuu go nen made desu. Ninenkan gurai desu.
(Dari tahun 2023, sampai tahun 2025. Kira kira 2 tahun)



SELALU Ingat Catatan : 
Desu bentuk negatifnya dewa arimasen.
Desu bentuk lampaunya deshita. 
Desu bentuk negatif lampaunya dewa arimasen deshita.


Kata kerja MASU bentuk negatifnya MASEN.
Kata kerja MASU bentuk lampaunya MASHITA.
Kata kerja MASU bentuk negatif lampaunya MASEN DESHITA.

Tuesday 1 March 2022

BULAN DAAM BAHASA JEPANG

BULAN 

Sengetsu = Bulan lalu (lampau)
Kongetsu = Bulan ini
Raigetsu = Bulan depan 


Nangatsu ? = Bulan apa?
Ichigatsu = (bulan 1) / Januari
Nigatsu = (bulan 2) / Februari
Sangatsu = (bulan 3) / Maret
Shigatsu = (bulan 4) / April
Gogatsu = (bulan 5) / Mei
Rokugatsu = (bulan 6) / Juni
Shichigatsu = (bulan 7) / Juli
Hachigatsu = (bulan 8) / Agustus 
Kugatsu = (bulan 9) / September 
Juugatsu = (bulan 10) / Oktober
Juuichigatsu = (bulan 11) / November 
Juunigatsu = (bulan 12) / Desember 

Nankagetsu ? = Berapa bulan?
Ikkagetsu = 1 bulan 
Nikagetsu = 2 bulan 
Sankagetsu = 3 bulan 
Yonkagetsu = 4 bulan
Gokagetsu = 5 bulan 
Rokkagetsu = 6 bulan 
Nanakagetsu = 7 bulan 
Hakkagetsu = 8 bulan 
Kyuukagetsu = 9 bulan 
Juukagetsu = 10 bulan
Juuikkagetsu = 11 bulan
Juunikagetsu = 12 bulan 


Contoh : 
A: Kongetsu wa ichigatsu desu. 
Bulan ini adalah Januari.
Sengetsu wa juunigatsu deshita.
Bulan lalu adalah Desember.
Raigetsu wa nangatsu desuka.
Bulan depan bulan apa?
B: Raigetsu wa nigatsu desu.
Bulan depan adalah Februari.


Contoh : 
A: Kongetsu wa shigatsu desu. 
Bulan ini adalah April.
Sengetsu wa ichigatsu deshitaka?
Apakah bulan lalu bulan Januari?
B: iie, sengetsu wa ichigatsu dewa arimasen deshita.
Tidak, bulan lalu bukan bulan Januari.
ATAU
iie, sengetsu wa sangatsu deshita. 
Tidak, bulan lalu adalah bulan Maret. 

Contoh : 
A: nangatsu kara nangatsu made gakkou de benkyou o Shimashika?
Dari bulan apa sampai bulan apa belajar di sekolah?
B: ichigatsu kara rokugatsu made gakkou de benkyou o shimasu.
Dari bulan Januari sampai bulan Juni.

Contoh : 
A: nankagetsu wa gakkou de benkyou o shimasuka?
Berapa bulan belajar di sekolah?
B: rokkagestu wa gakkou de benkyou o shimasu. 
6 bulan belajar di sekolah.


INGAT!!
DESU bentuk negatifnya DEWA ARIMASEN
DESU bentuk lampaunya DESHITA
DESU bentuk negatif lampaunya DEWA ARIMASEN DESHITA.


Kata kerja MASU bentuk negatifnya MASEN.
Kata kerja MASU bentuk lampaunya MASHITA.
Kata kerja MASU bentuk negatif lampaunya MASEN DESHITA.

HARI DALAM BAHASA JEPANG

Ima = sekarang
Ototoi = kemarin lusa 
Kinou = kemarin 
Kyou = hari ini 
Ashita = besok 
Asatte = besok lusa 

Nanyoubi = hari apa?
Nichiyoubi = hari minggu 
Getsuyoubi = hari Senin 
Kayoubi = hari Selasa
Suiyoubi = hari Rabu 
Mokuyoubi = hari Kamis 
Kinyoubi = hari Jumat 
Doyoubi = hari Sabtu 


Contoh : 
Kyou wa getsuyoubi desu. 
Hari ini hari Senin.
Asatte wa nanyoubi desuka?
Besok lusa hari apa?
Asatte wa suiyoubi desu.
Besok lusa hari Rabu. 


Kinou wa suiyoubi deshita.
Kemarin hari Rabu.
Kyou wa mokuyoubi desu. 
Hari ini hari Kamis.


Ashita wa suiyoubi desu. 
Besok hari Rabu. 
Getsuyoubi dewa arimasen. 
Bukan hari Senin.
Kinou wa getsuyoubi deshita. 
Kemarin hari Senin.
Nichiyoubi dewa arimasen deshita. 
Bukan hari minggu. 



INGAT!!
DESU bentuk negatifnya DEWA ARIMASEN.
DESU bentuk lampaunya DESHITA
DESU bentuk negatif lampaunya DEWA ARIMASEN DESHITA.


Kata kerja MASU bentuk negatifnya MASEN.
Kata kerja MASU bentuk lampaunya MASHITA.
Kata kerja MASU bentuk negatif lampaunya MASEN DESHITA.

MINGGU DALAM BAHASA JEPANG

MINGGU

Senshuu = Minggu lalu (lampau)
Konshuu = Minggu ini
Raishuu = Minggu depan 
Shuumatsu = akhir pekan / weekend. 

Contoh :
Senshuu wa badominton o shimashita.
Minggu lalu bermain bulu tangkis. 
Konshuu wa Tenisu o shimasu.
Minggu ini bermain tenis.
Raishuu wa eigakan de eiga o mimasu.
Minggu depan nonton film di bioskop.
Raishuu Supootsu o shimasen.
Minggu depan tidak melakukan olahraga.


INGAT!!!
kata kerja MASU bentuk lampaunya MASHITA
Kata kerja MASU bentuk negatifnya MASEN.
kata kerja MASU bentuk negatif lampaunya MASEN DESHITA.


Monday 19 April 2021

PAUGERAN TEMBANG MACAPAT

Ing kabudayan Jawa ana karya sastra Jawa kang adiluhung. Salah sijine Tembang macapat. 

Tembang Macapat (TM) yaiku :
*Tembang kang nggambarake uripe manungsa wiwit alam kandhungan nganti alam kubur dibungkus mori 
*Jinise ana 11
*Nduweni Guru Gatra (GG), Guru Wilangan (GW), Guru Lagu (GL)
*Laire ing jaman Wali Sanga
*Kanggo sarana dakwah


Jinis lan paugeran ( patokan) tembang macapat
Jinis TM ana 11, Paugerane TM ana Guru Gatra (GG), Guru Wilangan (GW), Guru Lagu (GL)

GG yaiku cacahe Gatra saben Sapada 
Cara nemtukake : Itung jumlah baris/larik sak paragraf/bait. 
GW yaiku cacahe Wanda saben sagatra
Cara nemtukake : Itung jumlah wanda/suku kata sak baris/larik
GL yaiku Tibaning swara saben sagatra ing bagian akhir
Cara nemtukake : Tulis swara ing bagian akhir bagian baris/larik

Tuladha 
TM Pocung 12u, 6a, 8i, 12a 
GG : 4 
GW : 12, 6, 8, 12
GL : u, a, i, a
Maskumambang 
TM kang nggambarake urip manungsa ing alam rahim/kandhungan
GG : 4
GW GL : 12i, 6a, 8i, 8a
Mijil 
TM kang nggambarake laire manungsa (bayi)
GG : 6
GW GL : 10i, 6o, 10e, 10i, 6i, 6u
Sinom
TM kang nggambarake manungsa isih enom. akeh cita cita lan pangarep arep golek ilmu sak akehe.
GG : 9
GW GL : 8a, 8i, 8a, 8i, 7i, 8u, 7a, 8i, 12a
Kinanthi
TM kang nggambarake manungsa Urip butuh tuntunan sing bener. Supaya cita citane bisa kawujud.
GG : 6
GW GL : 8u, 8i, 8a, 8i, 8a, 8i
Asmarandana
TM kang nggambarake wong sing lagi Gandrung katresnan.
GG : 7
GW GL : 8i, 8a, 8e, 8a, 7a, 8u, 8a
Gambuh
TM kang nggambarake manungsa mbangun rumah tangga.
GG : 5
GW GL : 7u, 10u, 12i, 8u, 8o
Dhandhanggula
TM kang nggambarake uripe manungsa nalika makmur, sejahtera. Cukup sandang, pangan, papan kanggo sak kulawarga.
GG : 10
GW GL : 10i, 10a, 8e, 7u, 9i, 7a, 6u, 8a, 12i, 7a
Durma
TM kang nggambarake manungsa dermawan marang sapadha.
GG : 7
GW GL : 12a, 7i, 6a, 7a, 8i, 5a, 7i
Pangkur
TM kang nggambarake manungsa nyingkirke hawa napsu (tobat)
GG : 7
GW GL : 8a, 11i, 8u, 7a, 12u, 8a, 8i
Megatruh
TM kang nggambarake pisahe ruh saka raga (mati)
GG : 5
GW GL : 12u, 8i, 8u, 8i, 8o
Pocung
TM kang nggambarake kahananane manungsa nalika ana ing alam kubur dibungkus mori.
GG : 4
GW GL : 12u, 6a, 8i, 12a